BERITAGOOGLE.COM, Jakarta - Nasib politik partai politik Islam di Indonesia pada 2014 mendatang merupakan tahun tersulit sepanjang sejarah republik ini. Butuh keajaiban agar partai politik Islam bersaing dengan partai politik lainnya.
Hal tersebut mengemuka dalam acara diskusi INILAH DEMOKRASI dengan tema "PBB dan Masa Depan Politik Neo-Masyumi" yang diselenggarakan rutin BERITAGOOGLE.COM Grup di Kantor BERITAGOOGLE.COM, Jalan Rimba, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (24/11/2013). Narasumber yag hadir Ketua Majelis Syura PBB Yusril Ihza Mahendra dan Peniliti LII Firman Noor.
Yusril Ihza Mahendra mengatakan saat ini merupakan masa yang tidak menguntungkan bagi partai politik Islam di Indonesia. Stigmatisasi negatif pada kelompok Islam modernis masih kerap diterima dalam politik keseharian. "Karena dalam doktrin militer Islam modernis dan PKI dipahami sama bahaya. Karena kita disebut mendirikan negara Islam," kata Yusril.
Selain persoalan citra, Yusril menyebutkan dalam konstalasi geopolitik internasional, kelompok Islam dilihat sebagai kekuatan yang dianggap melawan kepentingan barat. Akibatnya, kata Yusril, komunikasi yang dibangun sangat buruk. "Apalagi sebagian dari kita ini orang barat yang berada di Timur," sindir Yusril terhadap intelektual dan politisi yang menjadikan barat sebagai kiblatnya.
Hal lain yang juga menjadi persoalan, faktor intelektualisme juga tidak menguntungkan bagi kelompok partai Islam. Jargon populer yang dikeluarkan Nurcholis Majid di era 70-an "Islam Yes, Partai Islam No" disebut Yusril tidak menguntungkan partai Islam.
Hal lainnya, kata Yusril, persoalan finansial juga tidak berpihak pada kelompok Islam. Kondisi ini, kata Yusril, tidak linier dengan situasi politik yang menekankan pada relasi uang dan kekuasaan. "Sekarang yang berkuasa uang. Yang punya uang pengusaha China," sebut Yusril.
Ia juga menyayangkan stigma buruk tentang polarisasi ideologi Islam di Indonesia. Padahal, kata Yusril, semua kekuatan ideologi di Indonesia pecah. Ia menyebut kekuatan nasionalis pecah, kelompok komunis juga pecah, sosialis pecah dan serta partai Kristen. "Tapi imej yang dibangun Partai Islam pecah," kata Yusril.
Apakah PBB masih ada dalam Pemilu 2014 mendatang? Yusril menjawab dirinya tidak yakin apakah masih ada atau tidak. Ia menegaskan PBB tidak punya uang dan birokrasi. "Yang patut dipertimbangkan apakah Pemilu 1999 sampai sekarang jujur atau tidak?" ucap Yusril.
Sementara peneliti LIPI Firman Noor mengatakan masa depan partai Islam tidaklah terlalu baik. Ia mengamini yang disampaikan Yusril Ihza Mahendra tentang kelemahan partai Islam. Hanya saja, Firman menambahkan, kinerja partai Islam juga tidak moncer. "Kinerja partai Islam juga belum bagus. Seperti persoalan kaderisasi," kata Firman.
Terkait dengan PBB, Firman menyebutkan ceruk suara Islam modernis yang disasar PBB sama dengan ceruk suara yang disasar partai politik Islam lainnya minus PKB. "Tapi ide-ide Masyumi akan selalu mewarnai pentas politik nasional," sebut Firman. [mdr]
sumber:
inilah